OPINI - Desa Nepo yang begitu luas nan indah, di sepanjang jalan terbentang sawah penuh padi yang mulai menguning dan panen, kebun yang melimpah kacang tahan dan jagung, hutan lebat yang punya madu dari tawon hutan, sungai yang mengalir jernih airnya sepanjang tahun serta rumah rumah tertata rapi dipinggiranya. Begitu Allah SWT menganugrahkan keindahan dan kekayaan bagi Desa Nepo, tempat pulang bagi kita anak Desa yang rindu kampung halamanya.
Desa ini adalah rumah besar kita, kemudian kita makan dari hasil tanahnya lalu airnya kita minum dan udaranya yang sejuk kita hirup setiap hari. Sudah sepatutnya kita bersyukur, menjaga dan mencintai dengan tulus sebab kita dibesarkan diatas tanah Nepo ini. Harapan para leluhur pendahulu Nepo begitu besar kepada generasi saat ini, tentulah kita berupaya menjaga dan mengembangkan dengan segenap kemampuan, bahkan kita menimba ilmu begitu jauh dari kampung halaman, tak lain untuk memastikan Nepo terus berkembang dan aman dari ancaman serta gangguan dimasa depan.
Baca juga:
Konsep Keadilan Harga
|
Membincang tentang rencana pembangunan Desa tak lepas dari partisipasi aktif masyarakat yang mengusulkan dan merencanakan program pembangunan di Desa. Berawal dari pulang kampung diawal tahun 2017 setelah menyelesaikan pendidikan di Kampus UNM dengan niat pulang mengembangkan Desa.
Bersama segenap pemuda memetakan potensi sumberdaya manusia serta sumberdaya alam Desa Nepo. Mulai dari penduduk Desa Nepo sekitar 3100 jiwa penduduk yang umumnya memiliki tingkat pendidikan rendah. Potensi alam yaitu Wisata terdapat Bujung Mattimboe, Danau Pakue, Gua Bola Batue, Terminal Wisata Mareppang, dan Bendung Lanrae tempat Habibie kecil ( Rudy ) mandi serta belajar mengaji yang kelak menjadi Presiden ke-3 Republik Indonesia.
Potensi yang lain yaitu pertanian, perkebunan dan peternakan sangat menunjang daya tarik alam yang indah untuk menjadi wisata terbaik di Kabupaten Barru.
Namun potensi ini belum mampu diwujudkan sepenuhnya menjadi kesejahteraan bagi Masyarakat Desa Nepo sebab baru mulai dikelolah dengan baik. Kita punya kue tujuh rupa dan aneka kue tradisional yang didambakan cita rasanya. Masakan tradisional pun tak kalah yaitu Lawa dari ayam bakar dan masakan ayam hutan serta bebek yang diolah secara tradisional. Begitu banyak hal yang dirindukan para saudara berdarah Nepo yang telah lama tinggal jauh dari tanah leluhur.
Baca juga:
Kesehatan Mental Tanggung Jawab Bersama
|
Insha Allah pengembangan Desa terus kita lakukan, sehingga kita butuh kerjasama masyarakat dan pemerintah yang saling menguatkan.
Tentu nasehat nasehat dari para orang tua kita serta pesan para Leluhur senantiasa terus kita pelihara. Semoga kejayaan Nepo dimasa lalu sekali lagi akan menggema dan manggetarkan semangat berbangsa kita.Salam dari Desa pelihara senyum dan silaturrahmi ta'.
Oleh: MUHAMMAD TOAHA (PITUNG)
Maju sebagai calon Kepala Desa Nepo Perode 2023-2029Kita rekatkan persatuan dan persaudaraan, Insha Allah bersama kita MENANG.
Baca juga:
Bahtsul Masail dan Kiai Zaini Mun'im
|
Senin 24 Oktober 2022